Uncategorized



In the era of global village, localization seems to be a must. Many global businesses have done this to push their sales. When you do some business in foreign country, you have to localize your products so that your local consumers understand them in their local taste. One of the way to localize is to promote your product in local language.

But you see, I’m not talking about business or promotion. Moreover, this is about The Beatles which is no need promotion in such a way anymore. They have been famous all over the globe. So, what I’m gonna talk about is non-commercial localization of the Beatles’ songs. And this is done by an Indonesian group called Sunda Bitel.

The name of the group itself is localized. Bitel [beetl] seems to be a common pronunciation of Beatles in Indonesia. This group consists of four Sundanese people, a second biggest tribe among various existing tribes. Then they name the group Sunda Bitel meaning Sundanese Beatles.

They actually play The Beatles songs in Sundanese language. Uniquely, the songs sounds similar with the original (English) version because they don’t translate the songs. They only transfer similarity of pronouncing. For instance, I’ll Follow The Sun is localized to be Ka Toko Hasan. It has no relation at all in meaning but sounds very similar. So far, they have localized more than forty songs. And it is interesting to find an alternative way in listening to great Beatles’ songs.

To hear how Sunda Bitel sings The Beatles songs in Sundanese language, please visit http://www.facebook.com/sundabitel.

Tata Danamihardja © 2011


George Harrison, gitaris The Beatles, pernah diajukan ke pengadilan karena dituduh mencontek hit dia yang paling terkenal, My Sweet Lord, dari singel yang dirilis tahun 1962 di Amerika Serikat, He’s So Fine. “Kalau kasus ini ditulis, ia akan menjadi sebuah buku yang tebal,” kata Harrison jengkel.

Ceritanya berawal tahun 1962 tatkala He’s So Fine, sebuah komposisi yang ditulis Ronald Mack, direkam untuk trio The Chiffons. Secara hukum lagu ini dimiliki oleh by Bright Tunes Music Corporation. Lagu ini menjadi hit nomor satu di AS dan bertengger di Billboard selama lima pekan.

Di Inggris lagu ini pernah mencapai urutan ke-12 tangga lagu per 1 Juni 1963. Di saat yang sama sebuah lagu The Beatles, From Me to You, bertengger di urutan pertama. Harrison kelak mengakui ia cukup familiar dengan lagu He’s So Fine tersebut.

Selama tujuh tahun berikutnya He’s So Fine tak lebih dari sebuah lagu usang, sementara Harrison mengakhiri kebersamaannya dengan The Beatles untuk memulai karier sebagai artis solo tahun 1970. Bulan Desember 1969 ia sedang tur bersama bandnya, Delaney and Bonnie and Friends di Copenhagen, Denmark. Di pengadilan ia mengatakan, sekitar saat itulah benih My Sweet Lord lahir. Seperti biasa ia bermain-main dengan gitar pada saat senggang dan dari mulutnya keluar kata-kata “hallelujah” dan “hare krishna”. Lalu beberapa personel Delaney ikut nimbrung dan Harrison memulai proses penulisan lirik.

Ketika ia kembali ke London (Inggris), salah seorang anggota Delaney, Billy Preston (kibor), sedang mengerjakan sebuah album. Harrison, yang ikut mengawali proses produksinya, menyelesaikan My Sweet Lord menjadi sebuah versi yang sudah jadi. Dan sekalipun banyak artis yang ikut menyumbang saran, Harrison-lah yang menjadi satu-satunya penulis lagu itu.

Akhirnya album itu selesai dan salah satu lagunya adalah My Sweet Lord yang dinyanyikan Preston. Seperti biasa “lead sheet” yang berisikan melodi, lirik, dan harmoni My Sweet Lord dikirimkan ke AS untuk dimintakan hak kopinya. Bukan My Sweet Lord versi Preston itu yang menjadi disengketakan di pengadilan selama dua dekade itu, namun versi yang termuat dalam album All Things Must Pass yang juga dirilis sebagai singel pada 28 November 1970 di AS.

Tanggal 10 Februari 1971 Bright Tunes secara resmi menuntut Harrison dan dua perusahaan miliknya (Harrisongs Music Ltd di AS dan Harrisongs Music Inc di Inggris), Apple Records, BMI, serta Hansen Publications. Manajer Harrison, Allen Klein, langsung menemui pemilik Bright Tunes, Seymour Barash, untuk berunding.

Barang bukti motif

Usulan Klein untuk berdamai di luar pengadilan ditolak Barash. Klein lalu menyewa jasa seorang musikolog, Harold Barlow, untuk memberikan kesaksian yang intinya menyebutkan, tuntutan Bright Tunes tak berdasar. Celakanya, di tengah proses pengadilan itu Klein dipecat sebagai manajer dan Brigh Tunes berganti pemilik.

Sebelum pengadilan dimulai beberapa pekan lagi, pada Januari 1976, Harrison menawarkan uang damai 148.000 dollar AS. Bright Tunes menolak dan menuntut 75 persen dari royalti di seluruh dunia dan hak kepemilikan atas My Sweet Lord. Berhubung kedua pihak berkeras proses pengadilan pun dimulai lagi 23-25 Februari 1976.

Setelah sejumlah kesaksian dari para ahli didengar dan barang-barang bukti diperiksa satu per satu, maka hakim menjatuhkan vonis bahwa Harrison memang menjiplak He’s So Fine. Hakim berpegang pada barang bukti yang berupa sekuens “motif A” dari lagu itu yang terdiri dari empat repetisi notasi sol-mi-re, “motif B” (sol-la-do-la-do), dan kombinasi (grace note) di antara kedua motif itu (sol-la-do-la-re-do).

Saksi-saksi ahli berhasil menunjukkan bahwa motif-motif itu merupakan pola yang sangat tidak biasa. Dan komposisi My Sweet Lord terbukti paling tidak menggunakan motif A sebanyak empat kali dan motif B tiga kali. Hakim mengatakan, sekalipun terdapat perbedaan kecil, namun “kedua lagu secara jelas sangat identik.” Hakim menambahkan, Harrison bisa saja tak menyadari ia melakukan pencontekan, tetapi itu bukanlah alasan yang legalistis.

Pengadilan menjatuhkan denda dari empat sumber. Pertama dari pelanggaran terhadap “royalti mekanikal” (uang yang dibayarkan label kepada penerbit lagu), royalti penampilan, penjualan, dan dari keuntungan yang diperoleh Apple Records. Hitung punya hitung Harrison dan tertuduh-tertuduh lainnya mesti membayar ke Bright Tunes denda kerugian sekitar 2,1 juta dollar AS ditambah sekitar 1,5 juta dollar AS lainnya untuk denda plagiat atas He’s So Fine.

Namun, para tertuduh naik banding dan selama bertahun-tahun kasus ini tak kunjung selesai. Tahun 1991 sidang kasus ini kembali diadakan dan hukuman denda diputuskan mencapai 587.000 dollar AS. Giliran Bright Tunes yang naik banding dan pada April 1993 kedua pihak yang bersengketa menyepakati denda yang tak diumumkan kepada publik. (bas/Kompas 19/01/07)

Tags: ,


Writer, lead vocal: George Harrison
Album: ANTHOLOGY 3
 
Sunrise doesn’t last all morning
A cloudburst doesn’t last all day
Seems my love is up
And has left you with no warning
But it’s not always going to be this grey
 
All things must pass
All things must pass away
 
Sunset doesn’t last all evening
A mind can blow those clouds away
After all this my love is up
And must be leaving
It has not always been this grey
 
All things must pass
All things must pass away
 
All things must pass
None of life’s strings can last
So I must be on my way
And face another day
 
Now the darkness only stays at nighttime
In the morning it will fade away
Daylight is good
At arriving at the right time
It’s not always going to be this grey
 
All things must pass
All things must pass away
All things must pass
All things must pass away
 
 


Next Page »